ilustrasi : pexels |
Perasaan melankois kerap-kali memicu hasrat yang tak terduga : keinginan untuk bunuh diri karena hasrat ini tidak muncul secara tiba-tiba mestinya bisa dicegah.salah satu yang bisa membantu adalah menyantap makanan yang bisa menenangkan. Dalam kesimpulan sebuah riset yang ditelaah berdasarkan puluhan hasil riset lain disebutkan orang-orang yang memiliki hasrat bunuh diri.
Kalimat
“saya tidak sanggup lagi menghadapi semua ini.”
Pernahkah anda mengatakan, mengeluhkan, atau merasakan dalam hati makna yang terdapat dalam sebaris kalimat tersebut ?
Jika ia waspadalah anda telah dilanda penyakit melankolis. Segeralah hentikan jika anda tak ingin tersedot pada keinginan yang lebih fatal lagi. Tiba-tiba merasa sedih, haru, tersayat, menjadi tumbuhnya penyakit perilaku melankolis. Contohnya membesar-besarkan sesuatu masalah menurut pikiran kita sendiri atau berkesimpulan diri kita selalu dan selalu menjadi korban perilaku orang lain atau sengaja dikorbankan oleh orang lain. Atau merasa seolah-olah hanya kita sendiri yang paling menderita.
Berpikir kondisi yang tidak seperti yang dipikirkan menjadi pertanda khas perilaku melankolis. Misalnya merasa kesepian karena merasa ditinggalkan dan tidak mendapatkan dukungan dari teman-teman dan keluarga. Merasa tidak diterima, karena merasa dianggap bukan anggota kelompok merasa sedih, merasa bersalah yang mendalam, merasa tidak berdaya, merasa kehilangan harga diri.
Sering menangis, sering melamun, cemas, tegang, pemurung, gampang bertengkar, melanggar hukum, tempramen meledak-ledak, menganiaya diri sendiri, membuat tulisan-tulisan tentang kematian atau bunuh diri merupakan ciri melankolis yang sudah kronis. Secara fisik, tampak pada perubahan tubuhnya yang lemah, tidak berenergi, berat badan merosot, gangguan tidur (kurang tidur atau malah kebanyakan), hilang selera makan, kurang peduli terhadap penampilan, penurunan gairah seksual, dan mengalami gangguan kesehatan.
Perilaku melankolis biasanya disertai sifat tertutup, meskipun tidak selalu orang yang tertutup sudah pasti melankolis.umumnya mudah depresi. Ia sulit menjalin hubungan dengan orang lain, sekaligus tidak mudah percaya dengan orang lain, sehingga jarang bisa mengungkapkan beban perasaanya. Si melankolis cenderung membesar-besarkan masalah. Jarang melihat suatu hal sesuai fakta. Karena siafatnya yang tertutup. Masalah yang besar itu menjadikanya menyalahkan diri sendiri. Dan melakukan hal-hal yang tidak masuk akal seperti mengakhiri hidupnya sendiri.
Misalnya pada saat-saat berikut :
- kematian pasangan, keluarga, atau teman dekat.
- perceraian, putus hubungan dengan pacar/sahabat, perpisahan dengan keluarga terdekat.
- stres dalam keluarga, misalnya ketidak-harmonisan hubungan suami-istri, atau orang tua sering cek-cok.
- sakit berat, menimpa diri sendiri, pasangan, atau keluarga.
- kehilangan pekerjaan, rumah, penghasilan.
- depresi di kalangan lansia akibat penuaan.
Perasaan melankolis bisa menghadapi siapa- pun. Bisa saja perasaan melankolis muncul sesaat lalu kita padamkan, karena kita sadar itu tidak ada gunanya. Namun mungkin kita lengah membiarkanya berkembang sehingga perasaan melankolis-lah yang akan mengendalikan pikiran kita.
Si malankolis tipe yang sempurna, orangnya analistis, teratur, terjadwal, perasa, perfeksionis, segalanya harus terjalankan dengan baik dan sempurna, cenderung tampil serius dan tekun, setiap hal dipikirkan dengan cara mendalam dan penuh pertimbangan. Orangnya filosofis dan puitis.
Dalam bekerja ia menetapkan standar yang tinggi, dan menginginkan segala sesuatu diinginkan dengan benar. Walaupun demikian ia rela berkorban, termasuk berkorban keinginan pribadi untuk bisa mencapai hal-hal yang ia inginkan. Dia cermat, tertib, dan segala sesuatu serba terorganisasikan dengan baik. Sangat baik dan berhati-hati dalam berteman. Berusaha terus menemukan pasangan yang ideal. Sifatnya tertutup, analistis, tapi cendrung pesimatis. Namun ia setia dan loyal. Karena sifatnya yang tertutup ia ingin semuanya serba sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar