Seorang filsuf ilmu pengetahuan dari Cambridge University Stephen C.Mayer mengatakan dalam sebuah wawancara
“satu hal yang saya lakukan di perkuliahan untuk memahamkan gagasan ini kepada mahasiswa adalah saya pegang 2 disket komputer. Satu disket berisi softwere dan satu disket lagi isinya kosong, tapi beratnya nya sama karena disket yang berisi softwere tidak memiliki berat. Informasi bukanlah suatu keberadaan materi.
Demikian sumber informasi di alam tidak mungkin dari materi itu sendiri, sumber informasi bukanlah materi melainkan sebuah kecerdasan di luar materi. Dan telah ada sebelum keberadaan materi. Tidak mungkin Gen manusia tersusun dengan sendirinya harus ada yang menuliskanya dan itu bukan
karena peristiwa acak atau kebetulan. Semuanya hasil dari sebuah rancangan. Dan hal itu mengarahkan pada kesimpulan adanya suatu kecerdasan sebelum adanya jagat raya ini. Dan dialah yang telah menciptakanya.
Dalam sebuah hadis disebutkan
“sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah kalam atau pena, Allah berfirman dalam kalam tersebut
"Tulislah!" Kemudian kalam berkata, ‘wahai rabbku apa yang harus aku tulis ?’
Allah berfirman ‘tulislah takdir dan segala sesuatu yang terjadi hingga hari kiamat’ (HR. Abu Daud).
Selain itu lauh mahfudz juga berisi informasi yang menjelaskan seluruh penciptaan dan peristiwa di alam semesta. Sekalipun kita tidak melihat segala sesuatu semua itu sudah ada dalam lauh mahfudz yang berukuran raksasa. Sebagai tempat menyimpan segala rahasia di langit dan di bumi. Iblis atau setan dari golongan jin akan mencuri segala rahasia yang tertulis di dalamnya untuk menipu manusia. Dan mempermainkan akidah manusia. Allah melarang manusia untuk mengetahui ramalan nasib karena peramal itu dibantu oleh jin dan jin itu akan membisikan hasil curian ke dalam hati sang peramal.
Dimanakan lauh mahfudz ditulis apakah diatas langit, atau di planet bumi, atau ada di diri manusia sendiri. Kemungkinan terbesar tertulis dalam gen yang terletak dalam manusia sendiri kode-kode DNA, RNA yang memuat informasi manusia itu sendiri.
Jadi bisa kita asumsikan bahwa kode-kode genetis yang tertulis dalam gen manusia yang terletak dalam 100 triliun sel pada tubuh manusia mungkin adalah takdir yang tertulis dalam kitab lauh mahfuzh dan telah terekam dalam gen manusia.
Seperti penjelasan hasil-hasil penelitian biomokuler bahwa ternyata dalam gen ada tombol nyala dan padam. Tergantung kita ingin memilih yang mana. Apabila berbuat hal-hal positif dalam hidup pasti akan menyalakan gen-gen manfaat dalam diri kita dan memadamkan gen-gen yang merusak diri kita secara lahir dan batin ketika manusia berbuat hal-hal yang negatif.
Bila manusia dapat mengubah gen dengan memencet tombol hidup/padam dengan cara berbuat hal-hal yang positif atau negatif maka lauh mahfudz pun dapat berubah dalam catatannya. Sayangnya kita tidak mengetahui secara menyeluruh hal-hal yang tertulis secara pasti dalam di catatan gen manusia.
Dari hasil penelitian biomokuler menjelaskan bahwa manusia dapat mengetahui bahwa catatan kode genetis dalam dirinya tidak tetap dan dapat berubah-ubah.
Para ahli biomokuler tingkat dunia ternyata ada sesuatu yang agung yang telah menulis kode-kode genetis manusia sejak awal manusia diciptakan.
Catatan lauh mahfudz bisa berubah karena doa kita mengaktifkan gen-gen bermanfaat dan memadamkan gen-gen yang tidak bermanfaat. Ada banyak ritual ibadah di agama islam yang bersifat aktivitas pengulangan seperti shalat wajib 5 waktu di dalamnya ada gerakan yang berulang-ulang seperti bacaan al-fatihah. Belum lagi hafalan dalam bentuk doa yang diucapkan berulang-ulang seperti zikir yang dapat dicapai dengan kekuatan doa dan Allah yang menentukan.
0 komentar:
Posting Komentar