ilustrasi : pexels.com |
Luqman Al-Hakim (seorang yang namanya diabadikan dalam al-quran) memberikan nasehat kepada anaknya supaya menyedikitkan makan (melakukan puasa). apabila perutmu penuh makanan maka pikiranmu akan tidur, kebijaksanaanmu akan kelu, dan badanmu akan malas beribadah.
Puasa selain mendapat pahala kita juga mendapatkan banyak sekali manfaatnya baik kesehatan ataupun psikologi. Memangkebanyakan orang berpikir kesukssesan orang bisa diukur dengan seberapa besar kecerdsan emosinya bukan kecerdasan intelektualnya seperti IP, nilai rapot, gelar ataupun yang lainya. Tidak ada jaminan orang yang ber IQ tinggi pandai mengelola hidup. Gelar dan otak cerdas saja tidak cukup untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Yang harus dimiliki seperti kesadaran diri, keterampilan sosial, motivasi diri, sabar dan empati. Puasa selain bernilai ibadah juga meningkatkan kecerdasan emosional seseorang.
Puasa juga dapat membantu motivasi, memperkuat kemauan, diri kita harus sabar, menjernihkan pikiran. Dan orang yang berpuasa pun tabah, sabar menghadapi masalah, tidak mudah menyerah, tidak mudah putus asa dan selalu optimis menghadap masa depan. Jika motivasinya sudah kuat maka kualitas hidupnya akan meningkat.
Puasa meningkatkan kecerdasan spritual
Ada sebuah penelitian bahwa untuk meraih keberhasilan seseorang tidak hanya IQ nya saja tetapi kecerdasan spritualnya juga harus imbang agar lebih mengenal tuhanya dan manusia yang menjalaninya akan menemukan makna hidup yang lebih dalam dia akan mempunyai kesadaran yang tinggi lagi pula puasa bukan sekedar karena dorongan manusia tetapi karena kesadaran batin yang tinggi dengan niat yang ikhlas.
“puasa itu untuku dan aku sendiri yang akan membalasnya” hadis qudsi.
Dimana dalam hadis itu keikhlasan diri kita dibuktikan dimana kita banyak meninggalkan sesuatu yang tidak penting dan disinilah letak kecerdasan spritual itu.
Kita menjadi lebih peduli
Kita dilatih untuk tidak makan dan tidak minum dan terkadang kita sering tidak menyukainya dan membuat kita berpikir, baru puasa sebentar saja sudah lapar sekali apalagi diluar sana ada yang kesusahan untuk mencari makan dan kadang makan dan kadang tidak. Sehingga diri orang yang berpuasa akan gampang kasihan terhadap orang lain dan menjadikan diri ini gemar berinfak.
Meningkatkan kecerdasan spritual
Di Universitas Florida pernah diadakan kajian mengenai manfaat puasa salah satunya yaitu dapat menjernihkan pikiran. Karena orang yang berpuasa mengurangi makan dan minum sehingga kadar oksigen dan darah yang masuk menjadi berkurang. Sehingga kadar darah dan oksigen yang dihasilkan sebelumnya akan memasuki bagian tubuh manusia yang lebih membutuhkan khususnya bagian otak.
darah yang digunakan pencernaan akan dikurangi dan disumbangkan ke otak. Kalau tidak berpuasa orang akan banyak makan dan akibatnya rasa ngantuk, letih dan ingin malas-malasan saja seharian akibatnya sulit fokus dan susah berkonsentrasi. Pepatah mengatakan ilmu dan akal tidak mungkin bersama dalam lambung yang penuh makanan. Pepatah juga mengatakan barangsiapa lapar perutnya maka maka pikiranya akan menjadi besar dan otaknya menjadi cerdas.
Imam Syafi’I tidak pernah kenyang selama 16 tahun karena kekenyangan akan memberatkan badan, mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, membuat ngantuk, dan malas beribadah.
Puasa membuat kita tidak mudah marah
Sebenarnya marah itu bukan sesuatu yang dilarang dan harus dikendalikan agar tidak berlebihan dan menimbulkan keburukan. Kita boleh saja marah dalam batas kewajaran misalnya melihat sesuatu yang tidak enak dilihat atau didengar. Kadang pikiran kita seperti tidak terkendali apa saja kita banting, pukul saat kita marah dan ini tentu saja tidak wajar dan kita harus bisa belajar mengendalikanya. Dan bisa saja kita berbuat yang menyinggung perasaan dan hati orang lain. Terkadang merasa benar sendiri sehingga melihat orang lain selalu saja salah dan ia akan marah besar.
0 komentar:
Posting Komentar