ilustrasi : duitkuno.blogspot.com |
Sosok pahlawan dalam uang seribu yang dikeluarkan oleh bank indonesia pada tahun 2000 dan 2016. perbedaanya terletak pada desain, sedangkan warna masih sama-sama menggunakan warna dasar hijau. Gambar desain uang 1000 yang keluar pada tahun 2000 adalah kapitan pattimura nama lengkapnya Thomas Mattsulessy Pattimura. Ia adalah pahlawan nasional dari maluku, lahir Haria 8 Juni 1783. Haria merupakan salah satu desa di pulau Saparua Maluku. Patimmura meninggal di kota Ambon, Maluku pada usia 34 tahun. Ia adalah keturunan bangsawan yang berasal dari Seram.selain diabadikan dalam mata uang rupiah, nama pattimura juga diabadikan menjadi nama Universitas Pattimura dan Bdandar Udara Patimurra di Ambon.
Sejarah kepahlawanan Patimmura dimulai pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817 di Maluku. Raja-raja patih para kapitan tua-tua adat dan rakyat mengangkat Patimmura sebagai pemimpin sekaligus sebagai panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sifat ksatria. Berbagai pertempuran yang sangat luar biasa melawan angkatan perang Belanda di darat dan dilaut dilakukan oleh kapitan pattimura dan rakyat Maluku. Untuk berjuang mengusir penjajah Belanda, Patimmura juga menjalin persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore serta raja-raja di Sulawesi, Bali, dan Jawa. Sedangkan Belanda dengan kekuatan militer yang lengkap, besar, dan kuat. Belanda mengirimkan laksamana Buykes, salah seorang komisaris jendral untuk menghadapi Patimmura.
Beberapa pertempuran antara Pattimura dan Belanda yang terkenal adalah perebutan benteng Duurstade, pertempuran di pantai waisil dan jasirah Hatawano. Perang Pattimura dengan pasukan Belanda berlangsung sengit dan banyak menyebabkan piihak Belanda kewalahan. Belanda akhirnya menggunakan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus untuk menghentikan Patimura dan rakyat Maluku. Bersama dengan tokoh-tokoh pejuang lainya. Patimura akhirnya dapat ditangkap dan dihukum mati oleh Belanda pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon.
Keberanian dan kecerdikan yang dimiliki oleh Pattimura berhasil membuat penjajah Belanda menjadi gentar. Patimurra sadar bahwa perlawanan dengan Belanda harus dillakukan dengan kerja keras, pantang menyerah serta nilai-nilai kejujuran dan keteladanan. Perjuangan ini tidak bisa dilakukan sendiri. Sebagai pemimpin Pattimura berhasil menyatukan rakyat Maluku serta menggalang persatuan dengan berbagai wilayah di Indonesia untuk bekerja sama dan berjuang melawan penjajah Belanda. Pattimura merupakan sosok yang kreatif, ia berhasil mengatur berbagai strategi untuk berjuang melawan Belanda yang memiliki persenjataan lengkap dan canggih.
ilustrasi : widiyanta.com |
Tokoh pahlawan pada uang 1000 terbitan tahun 2016 adalah Cut Nyak Meutia. Ia adalah pahlawan nasional dari Aceh lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh utara pada tahun 1870 dan meninggal di Alue Kurieng, Aceh pada tanggal 24 Oktober 1910 dalam usia 40 tahun. Ayahnya merupakan kepala pemerintah daerah Pirak sedangkan ibunya Cut Jah. Keluarga tersebut dikaruniai 5 orang anak dan Cut Meutia merupakan anak perempuan satu-satunya. Ayah Cut Meutia merupakan oarang yang dikenal bijaksana dan tegas, ia juga dikenal sebagai ulama di daerah tersebut.
Cut Nyak Meutia tumbuh dalam suasana perang Aceh sehingga memiliki semangat perjuangan yang sangat besar, perang Aceh merupakan perang untuk memerangi penjajah Belanda dari tanah mereka. Ketika beranjak dewasa, Cut Nyak Meutia melakukan perlawanan bersama suaminya Teungku Muhammad. Namun pada bulan Maret 1905, Teungku Muhammad berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhoksemawe. Sesaat sebelum meninggal, Teungku Muhamad erpesan kepada sahabatnya Pang Nagroe agar mau menikahi istrinya dan merawat anaknya serta melanjutkan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Tidak lama kemudian mereka menikah. Dalam suatu pertempuran Cut Nyak Meutia bersama dengan para perempuan terdesak dan melarikan diri kedalam hutan. Pang Nagroe sendiri melakukan perlawanan hingga akhirnya tewas. Pada tanggal 26 September 1910. setelah suaminya tewas Cut Nyak Meutia kemudian bangkit dan terus melakukan perlawanan bersama sisa-sisa pasukanya.
Sejak awal perlawanan, taktik griliya digunakan oleh Cut Nyak Meutia untuk berjuang melawan Belanda. Ia berjuang dan merampas pos-pos klonial sambil bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara. Pada tanggal 24 Oktober 1910 Cut Nyak Meutia bentrok dengan pasukan Belanda di Alue Kurieng. Namun tidak menjadikanya takut dan menyerah dengan sebilah rencong senjata tradisional Aceh di tangan ia tetap melakukan perlawanan. Namun 3 buah tembakan pasukan Belanda berhasil menghentikan perlawanan Cut Nyak Meutia dalam pertempuran yang dramatis itu akhirnya Cut Meutia pun gugur. Ia rela berkorban dan bekerja keras keluar masuk dari hutan untuk bergeriliya melawan penjajah.
0 komentar:
Posting Komentar