 |
| ilustrasi :harmony.co.id |
Investasi memang beresiko tapi tidak berinvestasi jauh lebih beresiko.
Dulu waktu saya masih TK diberi uang jajan 2 ribu. Dan sampai sana sudah bisa jajan macem-macem, masih bisa beli mainan yang aneh-aneh. Tapi sekarang uang 2 ribu paling cuman bisa beli gorengan, apa lagi kalau sudah di kota-kota besar.
Mata uang jerman, Mark sangat jatuh bahkan mendekati nol. Dan orang jerman saat itu lebih suka membakar uang daripada membakar kayu. Karena tidak lagi bersandar pada emas.
Orang tua zaman dahulu menyimpan tabungan dalam bentuk perhiasan, dan kalau sesuatu saat sangat butuh bisa dijual, digadaikan dan kekurangan bisa diselesaikan.
Karena daya beli uang kertas semakin menurun. Karena emas tidak seperti uang karena bisa digunakan pada masa yang akan datang.
Uang bisa mengalami inflasi, yaitu penurunan mata uang.
Contohnya waktu kita beli motor dengan harga 10 jt. Lalu uang tersebut disimpan dalam lemari selama beberapa tahun, dan harga motor yg sekarang sudah menjadi 25 jt.
Inflasi membuat orang paham akan resiko diatas.
Sementara emas itu anti inflasi. Nilainya selalu tinggi bahkan cendrung naik.
Dengan berinvestasi emas
Tidak perlu meninggalkan pekerjaan utama, dan sebagai simpanan saat sudah pensiun.
Emas yang masih batangan sama emas yang sudah jadi perhiasan sangat berbeda karena yg sudah jadi perhiasan akan ditambahkan logam lainya sehingga lebuh murah.
Harga emas dapat kita lihat di website www.logammulia.com
Kita bisa membeli emas di kantor penggadaian syariah terdekat, membeli secara tunai, mencicil atau dengan tabungan emas, tergantung penghasilan masing-masing.
Datang ke penggadaian emas. Mengisi formulir, foto copy KTP. Membayar seharga layanan. Dan kita sudah dapat tabungan catatan saldo emas kita.
Lalu minimal penyetoran uang tidak ada. Uang yang kita setorkan akan di emaskan kalau sudah 5 gr maka bisa dicetak di buku saldo tabungan.
0 komentar:
Posting Komentar